Kaligrafi sering disebut dengan istilah  art of Islamic art (seninya seni Islam), yang mencerminkan kedudukannya yangyang lebih tinggi dari seni lain.

source gambar: kaligrafiman4jkt.blogspot.com

          Tingginya kedudukan tersebut dikarenakan oleh anggapan bahwa seni kaligrafi adalah seni taukhid yang merupakan ajaran islam. Ciri-ciri dari penampilan yang abstrak, yang karenanya sering disebut “seniabstrak”, sehingga jauh dari kemungkinan gambar-gambar yang menjurus kepada objek-objek syirik atau sesembahan sensual patung, atau seni suara dan tari yang merangsang hawanafsu dan menimbulkan perbuatan ma’siat.

            Kaligrafi Islam adalah ka­li­grafi berbasis aksara Arab, meng­eks­presikan ajaran Islam. Ajaran yang ter­dapat da­lam Quran dan Hadis. Per­kem­bangannya dimulai sejak abad ke-7 Masehi di jasirah Arab. Kein­da­hannya tidak tertan­di­ngi oleh kali­grafi-kaligrafi ak­sara lain.

          Dalam perkembangannya seni kaligrafi islam sangatlah menarik untuk dibaca, sejarah seni kaligrafi Islam dan bagaimana perkembangannya dari masa ke masa sehinggi di kenal oleh semua elemen masyarakat terkhusus penikmat seni dan umumnya pada masyarakat semua di seluruh dunia. Benar adanya bahwa seni kaligrafi Islam ini termasuk seni yang berusia cukup tua.

            Kaligrafi Islam merupakan seni rohani. “Islamic Calligraphy is a spiritual geometry brought about with material tools”, demikian sang maestro klasik Yaqut Al-Musta’shimi, menggambarkan keagungan seni ini.dalam kaligrafi Islam memang bukan sekedar karya seni rupa 2 dimensi biasa. Namun, karya ini memiliki pesona spritualitas yang memiliki makna yang dalam bagi yang memahami seni kaligrafi.

          Meski seni rupa 2 dimensi ini (kaligrafi) identik dengan tulisan Arab, namun kata kaligrafi diyakini berasal dari bahasa Yunani. Yaitu kalios yang berati indah dan graphia yang berarti tulisan. Sementara itu, Bahasa Arab mengistilahkannya dengan istilah khatt (tulisan atau garis) yang ditujukan pada tulisan yang indah. Hal ini seperti yang tercantum dalam al-kitabah al-jamilah atau al-khatt al-jamil.

         Dlihat dalm sejarahnya, akar kaligrafi Arab sebenarnya adalah tulisan hieroglif Mesir, yang kemudian terpecah menjadi khatt Feniqi, Arami dan Musnad. Yakni kitab yang memuat segala macam hadits. Menurut al-Maqrizi, seorang ahli sejarah abad ke-4, tulisan kaligrafi Arab pertama kali dikembangkan oleh masyarakat Himyar. Yakni suku yang mendiami Semenanjung Arab bagian barat daya (sekitar 115-525 SM). Musnad merupakan kaligrafi Arab kuno yang mula-mula berkembang dari sekian banyak jenis khatt sehingga dipakai oleh masyarakat Himyar. Dari tulisan tua Musnad yang berkembang di Yaman, lahirlah khatt Kufi.

            Beberapa sumber menyebutkan bahwa khatt Kufi ini terus berkembang dan mencapai puncak kesempurnaannya pada pertengahan abad VIII M. Khatt Kufi menjadi primadona dan dijadikan sebagai rujukan dan menjadi tulisan wajib untuk menulis mushaf Alquran. Bahkan, beberapa kelompok fanatik menganggap jenis khat khufi ini dengan ciri khas kaku diyakini mereka bersumber dari malaikat Jibril saat menyampaikan wahyu pertama.

           D Sirojuddin AR (1989) mengungkapkan, kehadiran Alquran di awal kehadiran Islam sangat berkorelasi positif dengan tumbuh dan berkembangnya seni kaligrafi Arab (Alquran) Teori ini memang tepat untuk menggambarkan sumbangsih dan pengaruh kuat Alquran terhadap dinamika tradisi kaligrafi pada masyarakat Arab, terutama umat Islam pada masa lampau.

             Meski orang-orang Arab diwaktu itu dikenal piawai dalam tradisi verbalism, khususnya bidang kesusastraan, namun dalam hal ini tradisi tulis-menulis (kitabah/ khathth) masih tertinggal jauh dibanding beberapa bangsa lainnya. Seperti Mesir dengan tulisan hieroglif, Jepang dengan aksara Kaminomoji, Indian dengan Azteka, Assiria dengan huruf Paku, ataupun India dengan gaya Devanagari. Dalam rentang inilah kaligrafi Islam lahir sebagai masterpiece yang sangat diagungkan terkhusus di dalam agama islam. Di Indonesia ini kaligrafi merupakan bentuk seni budaya Islam yang pertama kali ditemukan. Bahkan di tandai dengan masuknya Islam di Indonesia.

           Hal ini berdasarkan hasil penelitian arkeologi yang dilakukan Prof Dr Hasan Muarif Ambary. Kaligrafi gaya Kufi telah berkembang pada abad ke-11. Datanya ditemukan pada batu nisan makam Fatimah binti Maimun di Gresik (wafat 495 H/ 1082 M) dan beberapa makam lainnya dari abad ke-15. Kebiasaan menulis Alquran telah banyak dirintis para ulama besar di pesantren-pesantren semenjak akhir abad XVI. Dalam perkembangan selanjutnya, kaligrafi tidak hanya dikembangkan sebatas tulisan indah yang berkaidah tetapi juga mulai dikembangkan dalam konteks seni rupa 2 dimensi yang terus menginspirasi dan divariasikan secara terus menerus.

              Pembisnis kaligrafi dari Afie Etnic Prasetyo mengatakan, saat ini hampir di setiap rumah yang di huni, dapat dijumpai beeberapa kaligrafi Islam. minimal kaligrafi yang bertuliskan nama Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Hal ini, menunjukan bahwa seni kaligrafi semakin diminati. Tak hanya karena seni ini memiliki nilai estetika yang tinggi. Namun, kaligrafi ini dianggap sebagai salah satu karakter yang memiliki simbol jati diri seorang muslim. “Sejak beberapa tahun belakangan, tren kaligrafi memang semakin berkembang. Dahulu, kaligrafi hanya sebatas ornamen masjid atau musala, namun sekarang tidak lagi.

        Bahkan,seni kaligrafi ini sudah menjadi keharusan bagi keluarga muslim untuk memajang kaligrafi di dalam rumah,” ujar Prasetyo saat ditemui di galeri pamerannya di Palembang Indah Mal (PIM), kemarin. Menurut Prasetyo, kaligrafi bukan hanya sekedar karya seni rupa biasa. Namun, tulisan kaligrafi bersumber dari ayat-ayat suci Alquran. Sehingga memiliki makna yang dalam bagi yang memahaminya.

             Tulisan seni yang terkandung dalam kaligrafi ini memiliki filosofi dan pesan dakwah agar umat Islam senantisa untuk membaca ayat-ayat suci Alquran dan ingat kepada Allah SWT. Maka dari itu, banyak yang beranggapan bahwa memajang kaligrafi lebih baik daripada memajang pantung atau gambar makluk hidup seperti manusia dan hewan. Terlebih, saat ini karya seni kaligrafi sudah semakin variatif. Setiap tahun trennya selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Tak hanya sebatas seni lukis yang menggunakan media kanvas atau kertas saja. Namun, kini kaligrafi ini banyak dituangkan dalam media logam, kuningan, kaca, kolase ataupun ukiran kayu sehingga lebih indah untuk di lihat karena terus mengalami variatif perubahan dari masa ke masa.

          Dengan tampilannya yang semakin beragam ini, kaligrafi telah menjadi primadona dan pilihan banyak kalangan muslim sebagai penghias interior atau dekorasi ruangan lainnya,” kata Prasetyo.

          Prasetyo mengungkapkan, pada tahun lalu seni kaligrafi dengan media kuningan sempat menjadi tren di kalangan masyarakat. Unsur logam yang dipadu dengan warna keemasan dinilai memberikan kesan mewah pada pajangan ini. Namun, pada tahun ini, masyarakat lebih menyukai kaligrafi ukir yang menggunakan kayu jati atau mahogani. Unsur kayu dengan warna dasar cokelat membuat ukiran ini terkesan lebih natural namun elegan.

          Untuk harganya, lanjut dia, seni kaligrafi memang relatif mahal. yakni berkisar antara ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Tergantung dengan bahan, bentuk, ukuran, dan tingkat kerumitannya. Sebagai gambaran untuk ukiran kaligrafi “ayat kursi” dari kayu jati berukuran 170 cm x 60 cm dapat dijual dengan harga Rp2 juta. Sedangkan untuk satu pasang kaligrafi bertulisakan “Allah” dan “Muhammad” dengan ukuran 25 cm x 25 cm dapat dijual dengan harga Rp400 ribu.

            Mempelajari seni memanglah indah karen timbul dari kecintaan kita terhadap keindahan. bagi seniman sendiri seni merupakan sebagian dari hidup karena hidup tidak lepas dari seni. Seni yang banyak di jumpai kita dalam kehidupan sehari membuktikan indahnya seni dalam kehidupan. Dalam islam sendiri ada seni rupa 2 dimensi yaitu kaligrafi yang banyak di kagumi karena keindahan tulisannya dan dalam hadits tidak ada larangan terkait seni tulis kaligrafi namun bebrapa seni banyak menjadi kontrofersi di dalam islam. namun hakikatnya seni adalah menawarkan estetika kepada penikmatnya. jadi dalam hal ini seni tetap lah seni yang banyak akan hal keindahan dalam beberpa seni ada yang kontrofersi dalam islam ini menjadi keharmonisan dalam kehidupan. nikmatilah perbedaan pemahaman dari sebagian  lapisan masyarakan karena ini yang menciptakan keindahan dalam kehidupan, pro dan kontra jadikanlah pendidikan yang telah tuhan berikan kepada kita.