Setelah kita mempelajari beberapa macam ilmu seni, sekarang kita belajar ilmu seni 2 Dimensi (seni kaligrafi). Apa seni kaligrafi itu? , bagaimana cara kita agar bisa seni kaligrafi. Disini nanti dijelaskan pengertian kaligrafi, tujan kaligrafi, manfaat kaligrafi, macam-macam kaligrafi, dan sebagainya.

source gambar: 1001wallpaper-mu.blogspot.com

          Kata kaligrafi ( bahasa inggris : calligraphy ) berasal dari bahasa latin kalios yang berarti “indah” dan graph yang berarti “tulisan” atau “aksara”. Gabungan arti seluruhnya menjadi “tulisan indah”. Penulisnya disebut kaligrafer . Bahasa arab menyebutnya khat yang berarti “garis” atau “tulisan indah” (Al-Kitabah Al-Jamilah) . Penulisnya disebut khattat. Menurut istilah kaligrafi disebut oleh Syaikh Syamsuddin Al-Akfani dalam kitabnya disebut Irsyad Al-Qasid yaitu:

وهو علم تتعرق منه صور الحروف المردة, اوضأعها, وكيفية نركيبها خطا, اوما يكتب منها في السطور, وكيف سبيله أن يكتب وما لايكتب و إبدال مايبدل منها فى الهجاء وبماذا يبدل

“Khat / kaligrafi adalah suatu  ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk anatomi huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara merangkainya menjadi komposisi tulisan yang bagus ; atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis, bagus; atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan mana pula yang tidak perlu digores; menentukan mana-mana pula yang tidak perlu digores; menentukan mana-mana yang perlu diubah dan dengan metode bagaimana mengubahnya”.

          Dari keterangan kitab  Irsyad Al-Qasid tersebut menunjukkan makna kaligrafi yang dianggap ideal atau indah benar secara anatomis.

          Dari sudut pandang yang berbeda namun memiliki maksud yang sama, seni kaligrafi juga di sebut dari segi sudut pandang “keindahan rasa” yang terkandung di dalamnya, seperti diungkapkan yaqut al-musta’shimi, kaligrafi kenamaan dimasa akhir daulah bani abbas:

الخط هندسة رحانية ظهرت بالت جسمانية

Artinya: “Kaligrafi adalah seni arsiktektur  rohani yang lahir  melalui perabot kebenaran”.

          Menulis indah umumnya disebut dengan kaligrafi, diadopsi dari kata calligraphy (Inggris) yang bersumber dari dua suku kata Yunani, kallos (indah) dan graphia (tulisan, aksara, atau gambar). Kaligrafi secara umum telah dikenal dalam peradaban dunia, tidak hanya di Barat, tapi juga di Timur dan negeri-negeri jauh. Maka karenanya, kita mengenal kaligrafi Cina, Jawa, dan Arab.

       kaligrafi berkaitan erat dengan teknik atau “seni”. Lebih jauh, Yaqut al-Musta’simi, seorang Khaththath (kaligrafer) pada masa akhir Daulah Abbasiyah, menekankan fungsi kaligrafi bagi jiwa. Ia menyebut, “Kaligrafi (khat) adalah seni arsitektur rohani yang tampak melalui bentuk jasmani (material atau visual, dalam hal ini tulisan)”. Dengan kata lain, khat berkaitan dengan kehalusan jiwa atau rohani.

         Seorang kaligrafer pemula melatih kesabarannya untuk menarik garis, dan dalam perhatiannya terhadap beberapa ukuran dan bentuk huruf. Seorang kaligrafer handal menikmati dan menekuni setiap tegak dan lengkung garisnya, memerhatikan panjang dan pendek hubungan antar huruf satu dengan huruf yang lain, secara halus maupun tajam membentuk huruf-huruf yang terangkai dalam suatu kata atau kalimat, bahkan lebih jauh ia memberi makna yang lebih dalam suatu kalimat dengan keindahan rangkaiannya dalam beragam gaya tulisan. Inilah yang dimaksud dengan seni menulis (kaligrafi) yang memerlukan suatu penghayatan rohani atau jiwa dalam menekuninnya.

           Bagi orang yang memandang karya kaligrafi, tulisan indah ini dapat memberikan sentuhan halus, serta menanamkan apresiasi dalam menumbuhkan sebuah ketekunan dan keterampilan. lebih jauh lagi keterangan Dalam memahami dan menikmatin karya seni kaligrafi ini bagi yang benar-benar menghayati, setiap tarikan garis identik dengan tarikan napas dalam kehidupan. Ketekunan, yang berarti juga ketelitian atau ketelatenan, membentuk jiwa yang kokoh, menghargai ketekunan itu pun juga dapat mengokohkan jiwa. itu beberapa makna dalam menikmati dan memahami seni kaligrafi.

        Pada masa awalnya tulisan Arab masih sebatas satu bentuk yang kaku, yang berupa sekadar catatan peristiwa. Dalam inskripsi Umm al-Jimal atau Imru’ al-Qays (abad ke-3 dan 4 masehi) tulisan Arab masih berupa prototype kaku yang tak memiliki titik dan baris. Begitu pula dalam manuskrip al-Qur’an salinan Madinah abad ke-8 yang berupa tulisan Ma’il (miring), orang Islam yang tak hapal Qur’an dan tak pernah belajar tulisan gundul akan sangat sulit membaca, lebih-lebih memahaminya.

          Setelah sekian abad penyempurnaan — dengan tokoh-tokohnya seperti Abul Aswad ad-Du’ali (w. 688), Yusuf as-Sijzi (w. 825), Ibnu Muqlah (w. 940), Yaqut al-Musta’simi (w. 1298), dan sebagainya. Kaligrafi arab ini menjadi salah satu puncak dari kebudayaan Islam yang menjadi suatu media untuk menyalin kitab suci yang indah, bahkan menjadi hiasan dinding yang memberi makna keberadaan Sang Pencipta dalam rumah tangga kita. sehingga selain seniman pun menikmati keindahan kalam ilahi atau qoidah-qidah arab yang di hiasi melalui tinta-tinta/ media lain untuk menciptakan seni kaligrafi. 

        Untuk beberapa penjelasan terkait tujuan keligrafi, macam-macam kaligrafi, manfaat kaligrafi dan sebagainya  bisa di baca di artikel selanjutnya semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua penikmat seni dan pembaca semua pada umumnya.