Banyak ilmu yang menjelaskan terkait ilmu seni namun dalam perkembangannya ilmu seni sangat mempengaruhi kebudayaan yang ada karen seni itu merupakan perkembangan manusia dalam peradabannya, dalam mempelajari  kesenian terlebih dahulu kita memahami sejarah akan seni tersebut. Dalam hal ini sejarah seni relief secara sederhana, pengembangan patung relief ditandai oleh ayunan antara dominasi bergambar dan pahatan. Misalnya dalam seni yunani, relief lebih seperti patung yang dikontrak daripada gambar yang diperluas. Figur mendiami ruang yang ditentukan oleh bentuk padat dari figur itu sendiri dan dibatasi oleh bidang latar belakang sehingga nampak timbul dan bisa kita pahami makna yang ada dalam seni tersebut.


       Latar belakang bidang ini tidak digunakan untuk menciptakan perspektif surut melainkan sebagai penghalang yang tidak dapat ditembus yang terbatas di mana angka-angka itu ada. Sebagai perbandingan, patung relief renaisans memanfaatkan sepenuhnya perspektif, yang mana merupakan metode yang bergambar dan mewakili hubungan spasial 3 dimensi pada permukaan 2 dimensi, dan dengan demikian memiliki banyak kesamaan dengan seni lukis. seni relief sendiri suatu seni pahat atau ukiran 3 (tiga) demensi pada sebuah media batu. Seni relief biasanya terdapat pada bangunan candi, monumen atau prasati. Ukiran atau pahatan tersebut dalam seni relief memiliki arti yang mendalam karena pada relief terukir dengan indah cerita sejarah masa lampau yang berisi ajaran berharga atau filosofi nenek moyang untuk menjadi pelajaran generasai berikutnya.

Secara garis besar pembuatan relief ada 4 ( empat) tahap , antara lain 

  • Pendeta menuliskan judul cerita pada relief
  • Seniman menggambar pada panel
  • Pemahat membuat karakter dan bentuk pada panel
  • Pemyempurnan detail dan karakter oleh seniman

       Seni relief merupakan seni yang sering kita jumpai yang mana seni ini menurut sejarahnya sudah lama adanya yang mana bisa di lihat seni candi pada candi- candi di indonesia khususnya di jawa memiliki ciri ukiran sendiri – sendiri begitu juga dengan cerita yang tertuang pada dinding candi. Sebut saja borobudur, candi budha terbesar di indonesia, yang memiliki 1460 relief. Seni relief pada candi borobudur selain menggambarkan tentang ajaran hidup sang budha terdapat pula relief yang mengisahkan kehidupan zaman mataram kuno, sehingga seni relief pada dinding candi borobudur terbagi 4 kisah utama yakni : karmawibangga, lalita wistara, jataka, awadana, dsn gandawyuda. Sedang pada candi prambanan memuat 2 (dua) kisah yaitu ramayana dan kresnayana. Candi pambanan memiliki 3 (tiga ) candi utama. Pada pagar langkan candi siwa dan candi brahma terukir kisah ramayana, sementara pada pagar langkan candi wisnu terukir kisah krenayana

      Untuk membaca cerita pada sebuah seni relief sebuah candi para pengunjung harus berjalan searah jarum jam, istilah berjalan searah jarum jam ini di kenal dengan istilah pradaksina, yang berasal dari bahasa sansekerta daksina yang memiliki arti timur yaitu cerita dimulai dari sisi sebelah timur dan berakhir disisi sebelah timur. Namun ada beberapa candi mengunakan teknik membaca  prasawiya yaitu berlawanan dengan arah jarum jam

      Di dalam negri, sebuah seni relief didalam dinding candi borobudur merupakan salah satu contoh yang digunakan dalam menggambarkan sebuah kehidupan sang juggernaut dan ajaran-ajarannya. Di europe, ukiran pada kuil kolot parthenon juga masih dapat dilihat sampai sekarang sebagai peninggalan sejarah yunani primitif. Relief ini bisa berupa ukiran yang berdiri sendiri, maupun sebagai bagian dari panel relief yang lain dan membentuk sebuah cerita atau ajaran. Pada candi borobudur sendiri terdapat wujud lebih dari 1400 snowboard relief ini yang digunakan untuk menceritakan semua petunjuk sang buddha gautama.