Ragam bentuk dalam seni kaligrafi atau khot didalam dunia Islam sebenarnya banyak sekali, namun yang paling popular dan berkembang pesat sampai sekarang  yaitu  hanya enam bentuk, yang dikenal istilah Sish Qolamatau al-Qolam Assittah. Keenam bentuk tersebut diantarnya yaitu adalah khat kufi, khat naskhi, khat tsulisi, khat diwani, khat riqah dan khat farisi.


source gambar: zonamahasiswa.blogspot.com


1. Khat Kufi

Khat kufi di periode awal perkembangan islam digunakan dalam menyalin kitab suci al-quran. Kufi merupakan gaya tulis arab yang berkarakter dominan memiliki siku (kubisme). Khat ini awal mula lahir di kota kuno Khufah Irak, dan kemudian pada perkembangan selanjutnya menyebar kesebagian besar wilayah dunia islam. Khat kufi terbagi menjadi beberapa macam diantaranya:

a. Kufi Musyajjar (Floriated Kufi)

Khot kufi model ini dimana garis verticalnya diperluas kebentuk dedaunan dan bunga dalam berbagai ukuran huruf alif dan lamnya yang tegak berdiri kerap diteruskan sebagai pangkal batang dan dari motif daun bunga yang menjulur kespasi yang kosong diatas huruf  lain yang  posturnya lebih rendah. Begitu pula dengan huruf ain  permulaan dan sejenisnya seolah berat menggandul ornament yang dikenakan atas. Kufi model ini berkembang di kota-kota masa dinasti Umawi.

b. Kufi Mudhofar (Plaited Kufi)

Khot kufi model ini dimana huruf-huruf verticalnya berkait jalinan antara satu huruf dengan huruf yang lain. Baik huruf yang terletak dalam satu kata maupun antar kata.Huruf-huruf yang bisa diperlakukan untuk anyaman ini tidak lain adalah alif, lam dan lam alif yang dikepang dengan bentuk yang amat veriatif. Anyaman yang berbentuk kadang tampak berlebihan  dengan demikian fungsi dekoratif yang tercipta mendominasi secara masal sehingga penikamat kaligrafi perlu waktu untuk menanggap pesan yang ingin disampaikan oleh kaligrafi kufi. Acap kali Kufi Mudhofar dikom binasi dengan jalinan hiasan floral menjalar (vines) mencari celah-celah kosong untuk diisinya hingga menciptakan ornament tumbuhan yang menawan. inilah seni kaligrafi khot kufi. Keterpaduan antara keduanya sebagian pakar menyebut kedauanya floriated luid plaitedkufi. Kufi jenis ini masa perkembangannya dimulai sejak abad 12M diwilayah Anatolia Turki.

c. Kufi Animasi (Animated Kufi)

Al-Faqqi tidak memberikan karakteristik dari jenis kufi ini, hanya menyebut istilah tersebut hanya sekilas. Secara istilah animate berarti kufi yang dihidupkan, dengan demikian Animated kufi secara harfiah berarti kharfiah yang dihidupkan, dalam konteks pembuatan kaligrafi mungkin dapat diintropeksikan  sebagai huruf-huruf arab kufi yang disusun hingga bentuk akhirnya tervisualisasi figur makhluk hidup. Oleh karena itu, kufi jenis ini kurang aksebtabel dikalangan para khattat karena begitu banyak rambu-rambu yang mengingatkan kaum muslim umumnya untuk menghindari ekonisme yang bermula dari penggambaran makhluk hidup. dan akan menimbulkan banyak pendapat dari orang muslim baik seniman maupun penikmat seni.

d. Kufi Murabba’ (Squared Kufi)

Sesuai dengan namanya, jenis kufi ini merupakan kufi yang terdiri dari garis-garis lurus horizontal yang dihubungkan dengan garis-garis vertical sehingga akan tercipta sudut atau bersiku-siku. Untuk mempertajam kesan kaku maka titik-titik tanda diafritis digambar tidak bulat melainkan persegi sama sisi atau empat persegi panjang yang panjangnya disesuaikan dengan tata letak aransemen huruf. Ciri-ciri kaligrafi kufi murabba’ yang menonjol adalah bersihnya dari segala macam ornamen floral dan sebagaimana kufi yang lainnya hanya memiliki sedikit harokat (tanda vocal). Jarak interval antar huruf umumnya adalah sebanding dengan ketebalan huruf itu sendiri, dengan demikian Kufi murabba’ tersebut ditulis dengan tinta hitam diatas kertas putih, ketebalan antara bagian yang berwarna hitam dan putih secara besar,kecuali dalam kasus tertentu ketebalan tidak sama,yaitu ketika Kufi murabba’ ditulis dengan format melingkar, oval dan sejajar atau hal ini untuk memperkaya nuansa gaya tulisan seni kaligrafi itu sendiri.

e. Kufi Muzakhraf

Jenis ini adalah tulisan arab model kufi yang dipadu dengan Zukrufiyah yang bermotif vroral digayakan. Varian Kufi Muzakhraf ini merupakan jenis kufi yang hampir sempurna memenuhi fungsi kaligrafi yakni fungsional dan dekoratif, keterbacaannya relative lebih baik daripada varian kufi lainnya, sehingga pesan yang terkandung dalam tulisan Kufi Muzakhraf   dapat tersampaikan kepenikmat seni maupun yang sekedar melihat seni ini. Kemudian pembacaan tersebut antara lain karena huruf yang dipasang adalah gaya kufi modern yang rumusnya distandarnya telah diakui oleh para kaligrafer. sehingga mempermudah dalam membaca kalimat yang ada dalam seni kaligrafi tersebut.

2. Khat Naskhi

Khat naskhi secara etimologi adalah berasal dari kata kerja yang memiliki arti menghapus, diartikan demikian karena bentuk tulisan ini telah menghapus atau mendesak tulisan yang telah ada dan berkembang sebelumnya yaitu tulisan kufi. Dapat pula kata tersebut juga mengandeng arti menyalin hal itu disebabkan tulisan tersebut bisa untuk menulis, menyalin huruf al-quran, kitab-kitab agama lain dan dan naskhah ilmiah. sehingga khot naskhi ini terbentuk dengan karakter huruf sendiri. Adapula yang mengartikan naskhi adalah melengkung (cursive) atau tulisan yang miring kekiri, karena bentuk hurufnya cenderung melengkung dan miring yang secara langsung membedakannya dengan tulisan kufi yang kaku dalam penulisannya.

Bentuk naskhi merupakan tulisan kaligrafi kursif yang pertama kali timbul, dalam hal ini rumus-rumus dasarnya ditemukan oleh seorang kaligrafi ternama yaitu Ibnu Muglah (272 H) di Baghdad Irak. Khat naskhi menjadi popular setelah dirancang kembali pada abad ke-10 oleh Ibnu Bawwab dan Ya’qut Al-Musthashini serta parapakar lainnya hingga resmi menjadi tulisan resmi al-qur’an. Hingga saat ini huruf al-Qur’an atau hijaiyah identik dengan gaya naskhi Rasm Muskhaf Usmani. Model ini yang paling banyak digunakan dalam dunia islam, karena mudah dalam menulisnya dan membedakannya.

Tulisan naskhi juga mengalami perkembangan yang cukup berarti, yang pada dasarnya menganut karakter kursif yang ketat nampaknya idiologi kursif tersebut tidak dapat diikuti sepenuhnya, disebabkan adanya suatu fenomena yang menarik untuk dianati bahwa tulisan naskhi dapat pula diokulasi dengan kakunya khat kufi.

Kebiasaan khat naskhi tidak ditetapakan sebagaimana naskhi klasik yang amat patuh terhadap kaidah-kaidah khat naskhi yang memiliki tanda dalam berbagai macam modifikasi gaya naskhi yang horizontal pada umumnya dibuat lurus dan dipertebal, kadang garis tersebut diperpanjang, hingga garis pararel besarnya dengan garis-garis lainnya. Itu adalah suatu mode yang paling lazim terlihat pada bagian-bagian tertentu. Melihat fenomena ini dapat dipahami bahwa gaya tulisan hijaiyah akan terus dapat berkembang dengan tanpa melupakan baris tamannya al-Qur’an.

3. Khat Tsuluts

Nama khat kaligrafi  tsuluts ini diambil dari nama tsuluts yang berarti sepertiga, angka tersebut merujuk pada kalam tunar yang berukuran klasik  24 helai kuda. Gaya ini merupakan barameter dari semua huruf khat kelompok kursif klasik, khat tsuluts dijuluki ibu dari semua tulisan arab kursif, seorang kaligrafer belum sempurna apabila belum menguasai rumus-rumusnya dalam membuat seni kaligrafi menggunakan khat tsuluts ini.

Rumus-rumus dasarnya ditemukan oleh seorang kaligrafer ternama yakni Ibnu Muglah (272 H) di Badhdad Irak.Menurut Zaid bentuk tsuluts dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu :

a. Tsuluts Adi

Khat ini ditulis dengan pena yang ketebalannya empat mili meter, biasanya digunakan untuk judul kitab-kitab, kepala surat dalam al-Quran dan lain sebagainya dan dalam komposisi huruf tersebut tidak bertumpuk.

b. Tsuluts Fali

Khat ini ketebala tulisannya minimal delapan millimeter dan dalam komposisi huruf-hurufnya berumpuk-tumpukan dan rapat tulisan ini biasa untuk di gunakan dalam keperluan dekoratif, papan informasi dan lain sebagainya.

4. Khat Diwani

Khat ini tumbuh dan berkembang pada masa kekuasaan Turki Usmaniyah dipenghujung abad ke-15 M. Khat ini pertama kali ditulis oleh kaligrafer  bernama Ibrahim Munif pada masa Sultan Muhammad II.

Khat diwani merupakan pecahan ta’liq Turki yang kemudian mulai dikenal pada abad ke-18 H. Kemudian disempurnakan rumus-rumusnya oleh kaligrafer Ulung Hamdullah al-Amasi dengan ciri sangat miring kekiri, saling tumpang tindih antara huruf satu dengan huruf yang lainnya, rata-rata hurufnya ditulis diatas garis kecuali huruf jim, ha’, kho’,mim dan lam akhir, kebanyakan hurufnya bulat melengkung, elstis serta jarang menggunakan harokat dalam keindahan tulisannya tergantung dalam permainan garisnnya, karena didalam hauruf tertentu meninggi atau menurun, model kaligrafi diwani ini banyak di gunakan dalam ornamen arsitektur dan smpul buku.

5. Khat Diwani Jali

Gaya dalam diwani jali ini merupakan seni kaligrafi perkembangannya dari masa diwani, khat diwani jali ini di perkenalkan oleh Hafidz Utsman merupakan seorang kaligrafer yang terkenal dalam masa daulah usmani di Turki. Anatomi huruf diwani jali ini sebenarnnya mirip dengan diwani namun lebih ornamental, padat, dan kadang juga bertumpuk.beda halnnya denga diwani yang tidak ada harakat, sebaliknya diwani jali ini melimpah. Harakat yang melimpah itu di tunjukan dalam hal dekoratif , namun tidak seliuruhnya di fungsikan sebagai tanad baca. karena gaya ini sulit di baca jika selintas. biasanya pengaplikasian kaligarafi diwani jali ini tidak fungsional bisa sebagai dekorasi interior di masjid atau benda hias lainnya.

6. Khat Riq’ah

Khat riq’ah merupakan salah satu gaya khat buatan masyarakat Turki Usmani Muhammad Tahir Kurdi menyebutkan bahwa penggagas dan peletak dasar-dasar kaidah Khat riq’ah ini adalah Mumtas Bek, seorang konsultan zaman sultan Abdul Majid Khan sekitar tahun 1280 M.

Tujuan awal diciptakan tulisan kaligrafi ini adalah untuk mempersatukan seluruh kaligrafi untuk semua pegawai kerajaan sehingga mereka hanya menulis dengan satu gaya khat dalam semua tata pergaulan resmi yang diterapkan untuk kantor-kantor pemerintah pada masa Turki Usmani Muhammad Tahir Kurdi . Arti dari kata Riq’ah sendir menurut kamus bahasa ialah “Potongan daun untuk menulis” 

Spesifikasi Khat Riq’ah terdapat pada huruf-hurufnya yang pendek dan bisa ditulis lebih cepat daripada khat Naskhi, karena kesederhanaannya dan tidak memiliki struktur yang rumit dalam penulisannya sehingga mempermudah.

Dalam menggunakan pena yang tipis tebal,Khat Riq’ah berfungsi untuk menulis catatan harian seperti pelajaran dan kuliah atau surat-menyurat dan reportase para juru tulis seperti wartawan. Spesifikasi Khat Riq’ah hurufnya yang pendek dan beberapa hurufnya yang diringkas seperti sin ranpa gigi, alif dan lam tanpa tarwis, dan lengkungan-lengkungan dan lengkungan sederhana pada ya’, jim,qaf dan nun.

7. Khat Farisi

Khat farisi ini disebut juga dengan khat taliq, namun sumber arab khat ini dinamakan khat farisi, karena tempat muncul dan berkembangnya diwilayah Faris (Fursi) atau Persia yang sekarang berubah menjadi Iran. Bentuk khat ini diciptakan oleh Mir Ali Sultan Attabis, dan dikemudian hari dikembangkan dan disempurnakan oleh Taj Islamani seorang kaligrafer dari Isfahana salah satu kota di Persia.

Khat ini banyak digunakan dalam tulisan-tulisan surat raja, perjanjian-perjanjian Negara, dan prasasti sultan. Sampai saat hanya ada sebuah muskhaf al-Qur’an yang seluruhnya ditulis dengan khat farisi yang sangat indahnya sebagai persembahan untuk Syaih Mahmud (penguasa Persia tahun 1537).

Ciri khas yang mendasar dari bentuk khat ini dan yang membedakan dari bentuk-bentuk yang lain adalah khat ini ditulis miring kekanan sehingga posisi pena harus berubah-ubah karena ada suatu huruf yang mempunyai ukuran yang lebarnya berlainan. Maka keindahan gaya farisi sangat tergantung kepada kemahiran mengubah-ubah ujung pena dalam meenulisnnya. Ada huruf yang ditulis hanya dengan seper tiga lebar ujung pena seperti gigi sin, kepala ha’, bulatan atas shot dan pucuk kaf, inilah khat farisi yang memiliki ciri tersendiri dalam penulisannya.

8. Khat Ijazah atau Raihani

Gaya khat ini merupakan gaya tulisan yang di mana kaligrafi ini perpaduan antara gaya tsuluts dan naskhi, seni kaligrafi ijazah atau raihani ini di kembangkan oleh pakar ahli atau kalgrafi di zama Daulah Usmani. Kaligrafi ini sering di gunakan untuk ijazah dari guru kaligrafi kepada muridnnya. Karakter hurufnya seperti tsuluts, namun lebih sederhana, sedikit ada tambahan hiasan. tidak lazim di tulis dalam tumpuk atau murakab. 

         Keterangan tentang macam-macam seni kaligrafi sudah di jelaskan di keterangan di atas, semoaga kiata yang senantiasa mempelajari ilmu kaligrafi di berikan kemudhan dalam belajar dan lancar dalam memahami seni kaligrafi pada umumnya seni semua.